Scroll untuk baca berita
Jawa TengahJeparaPeristiwa

Respon Cepat Bupati Jepara Usai Rumah Warga Sinanggul Roboh Diterjang Hujan dan Angin Kencang

24
×

Respon Cepat Bupati Jepara Usai Rumah Warga Sinanggul Roboh Diterjang Hujan dan Angin Kencang

Sebarkan artikel ini

NEWS BIDIK, Jepara – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Jepara pada Selasa siang (21/10/2025) menyebabkan satu rumah warga di Desa Sinanggul, RT 26 RW 05, roboh. Rumah milik Rahmadi, atau akrab disapa Mbah Londo, mengalami kerusakan parah dengan perkiraan kerugian mencapai Rp25 juta. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Menurut keterangan warga, rumah tersebut ambruk saat hujan deras mengguyur kawasan Sinanggul. Penghuni rumah sempat menyelamatkan diri ketika mendengar suara retakan di bagian atap, sehingga terhindar dari reruntuhan.

Menanggapi laporan itu, Bupati Jepara, Witiarso, langsung memberikan respon cepat melalui sambungan WhatsApp.

“Nanti biar ada tim yang datang meninjau lokasinya,” ujarnya singkat.

Tak lama berselang, Bupati menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengupayakan bantuan bagi korban.

“Baik, kita akan usahakan secepat mungkin agar warga yang tertimpa musibah bisa mendapatkan bantuan,” tegasnya.

Selain itu, Ketua DPRD Jepara dan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) juga turut merespons cepat dengan berkoordinasi menyiapkan bantuan logistik bagi korban terdampak. Beberapa pihak masyarakat dan relawan juga mulai mengirimkan bahan makanan dan perlengkapan rumah tangga untuk membantu Rahmadi.

Saat ini, Rahmadi sementara mengungsi di rumah tetangganya, sambil menunggu proses perbaikan rumahnya selesai. Pemerintah daerah berkomitmen untuk memastikan korban mendapatkan tempat tinggal yang layak dan bantuan yang memadai.

Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem, terutama saat memasuki musim penghujan di wilayah Jepara dan sekitarnya.

Tinggalkan Balasan

Jawa Tengah

Polemik antara warga Desa Damarjati dan pemerintah desa mencuat setelah Agos Alesta menyampaikan kritik terbuka terkait kedisiplinan aparatur dan dugaan masalah administrasi. Pemerintah desa membantah tuduhan tersebut dan menilai aksi itu dilakukan tanpa konfirmasi. Kedua pihak kini saling memberi klarifikasi, sementara masyarakat menunggu langkah mediasi agar konflik tidak melebar.

Demak

Material hasil normalisasi Sungai Jragung adalah aset negara dan tidak boleh diperjualbelikan tanpa izin resmi. Kami tidak pernah menjual tanah disposal kepada warga,” tegas Edy, Humas PT JET.

Pernyataan ini berlawanan dengan pengakuan warga Karangawen yang menyebut telah membeli tanah hasil kerukan sungai seharga Rp200 ribu per truk untuk mengurug lahan. Polemik ini memicu desakan agar BBWS Pemali Juana dan pemerintah segera melakukan klarifikasi dan penelusuran menyeluruh.

Jawa Tengah

“Temuan di lapangan menunjukkan indikasi kuat bahwa lantai dasar gorong-gorong tidak pernah dibuat sejak awal. Klaim pelaksana proyek bahwa lantai tersebut hanya tertimbun tanah akibat hujan tidak sesuai dengan kondisi faktual. Selain itu, ketiadaan standar K3 di lokasi menambah kecurigaan adanya pelaksanaan proyek yang tidak patuh terhadap spesifikasi kontrak.

Jawa Tengah

Proyek drainase senilai Rp11,7 miliar di Kawasan Dempel, Muktiharjo Kidul, Semarang menuai sorotan. Selain tidak memasang papan informasi proyek, pelaksana diduga memasang UDitch tanpa lantai kerja di atas genangan air. Praktik ini jelas bertentangan dengan standar teknis konstruksi dan berpotensi menurunkan kualitas bangunan. Dengan selisih anggaran mencapai Rp3,39 miliar dari pagu awal, publik berhak mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan proyek tersebut.”