Scroll untuk baca berita
JakartaNasionalPARLREMEN

Petani Geruduk Senayan, DPR hingga 4 Menteri Sepakat Bentuk Pansus Reforma Agraria

1920
×

Petani Geruduk Senayan, DPR hingga 4 Menteri Sepakat Bentuk Pansus Reforma Agraria

Sebarkan artikel ini

NEWS BIDIK, JAKARTA – Ribuan petani dari berbagai daerah, termasuk Pangandaran, mengepung kompleks DPR/MPR Senayan, Jakarta, pada Rabu (24/9/2025). Aksi yang digelar dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional (HTN) ini menyoroti krisis agraria dan menegaskan bahwa kedaulatan pangan tak mungkin tercapai tanpa reforma agraria sejati.

baca juga

Presiden Prabowo Tegaskan Pasal 33 UUD 1945 Jadi Fondasi Pembangunan Ekonomi Nasional

Dengan terik matahari yang menyengat, massa aksi kompak meneriakkan yel-yel dan mengusung tema besar: “Tidak Ada Kedaulatan Pangan Tanpa Reforma Agraria Sejati, Rebut Kembali Kedaulatan, Lawan Perampas Tanah!”

Pertemuan Panas dengan DPR, KSP, dan 4 Menteri

Perwakilan petani akhirnya diterima langsung oleh jajaran pejabat tinggi negara. Tak tanggung-tanggung, mereka duduk satu meja dengan pihak DPR, Kantor Staf Presiden (KSP), hingga empat menteri kabinet Prabowo Subianto.

Meski berlangsung panas, dialog tersebut menghasilkan tiga kesepakatan penting yang menjadi titik terang perjuangan kaum tani:

1. Membentuk Lembaga Reforma Agraria (RA) sebagai wadah percepatan penyelesaian masalah tanah.

2. Menyusun peta terpadu lintas kementerian dan lembaga, untuk menghapus tumpang tindih lahan yang kerap memicu konflik.

3. DPR sepakat membentuk Panitia Khusus (Pansus) konflik agraria sebagai langkah konkret penyelesaian kasus yang membelit rakyat kecil.

baca juga

Edy Wuryanto Ajak Masyarakat Prioritaskan Obat dan Alkes Buatan Lokal

Suara dari Akar Rumput

Arif Budiman, Dewan Syuro Serikat Petani Pasundan (SPP) asal Pangandaran yang hadir dalam aksi, menegaskan bahwa perjuangan ini jauh dari sekadar seremoni tahunan.

“Kami datang jauh-jauh ke Senayan untuk memastikan suara petani benar-benar didengar. Reforma agraria sejati adalah harga mati. Tanpa itu, jangan bicara kedaulatan pangan,” ujarnya lewat pesan singkat.

Ia menambahkan, perjuangan panjang petani tidak akan berhenti sampai pemerintah benar-benar membuktikan janji yang diucapkan di hadapan publik.

baca juga

Edy Wuryanto: Pengawasan Dapur MBG Lemah, Fokus Terlalu pada Kuantitas.

Senayan Berguncang

Aksi damai yang dimulai sejak pagi hingga sore itu dipenuhi orasi berapi-api, aksi teatrikal perampasan tanah, hingga penampilan seni perlawanan. Kehadiran massa membuat suasana Senayan bergetar, menandai bahwa suara petani dari desa-desa kembali menggema hingga pusat kekuasaan negara.

Tinggalkan Balasan

Jakarta

“Penundaan pelimpahan berkas dan tersangka Juliet Kristianto Liu dapat menjadi awal yang baik bagi Tim Reformasi Polri untuk membenahi institusi Polri. Ini kasus nyata dan sedang terjadi di depan mata publik, jadi semestinya Tim bentukan Kapolri Listyo Sigit Prabowo segera masuk membenahi Polri melalui kasus tersebut.” — Wilson Lalengke, Alumni Lemhannas RI.

Nasional

“Tanah adat tidak boleh dipermainkan oleh mafia tanah, pejabat, maupun pihak yang bersembunyi di balik dokumen administratif. Apa yang dilakukan Willem RN Buratehi Bewela adalah bentuk perlawanan terhadap praktik manipulasi tanah adat yang merugikan masyarakat Papua,” tegas Wilson Lalengke, alumni Lemhannas RI, menanggapi pencabutan Surat Pelepasan Hak Atas Tanah Adat Marga Bewela di Sorong.