NEWS BIDIK, INDRAMAYU .Ungkapan “Rodlitu Billahi Robba” .Aku ridlo Allah sebagai Tuhanku . menjadi pesan mendalam yang kembali disampaikan KH. Muhammad Rosyid Masyhudi S.Sos., M.Pd dalam tausiyahnya di Cikawung, Indramayu, Senin (24/11/2025). Pesan ini mengingatkan umat agar senantiasa memperhatikan dua dimensi amal: lahiriyah (jasad) dan batiniyah (hati), sebagaimana ditekankan dalam ajaran syariat dan thariqah.
Menurut KH. Rosyid, para pecinta dan pengamal thariqah dituntut untuk selalu menjaga kebersihan hati agar mampu wushul atau sampai kepada Allah Swt. Dalam tradisi thariqah, tiga perilaku utama bukan sekadar sifat, tetapi menjadi maqam (kedudukan spiritual) dan ahwal (keadaan hati) yang wajib ditanamkan seorang murid: sabar, syukur, dan ridlo.
Beliau mengutip ajaran klasik:
ولها ثلاث صفات:
الصبر على البلاء — الشكر على الرخاء — والرضا بالقضاء
Tiga sifat thariqah: sabar dalam musibah, syukur saat mendapat kelapangan, dan ridlo atas segala ketetapan Allah.
Dijelaskan bahwa sabar dan syukur adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Seseorang tidak akan benar-benar sabar apabila tidak memiliki rasa syukur, dan tidak dapat disebut bersyukur apabila belum memiliki keteguhan jiwa yang tercermin dalam kesabaran. Kedua sifat ini kemudian akan bermuara pada sikap ridlo, yakni menerima sepenuh hati setiap keputusan Allah tanpa terjebak dalam penilaian zahir atas nikmat atau musibah.
“Bisa jadi apa yang tampak sebagai nikmat sejatinya adalah ujian, dan yang tampak sebagai musibah justru menjadi kebaikan,” tuturnya.
Sikap ridlo, menurut KH. Rosyid, hanya dapat tumbuh ketika seorang murid terbebas dari rukyat an-nafsi—perasaan melihat dan mengagungkan diri sendiri. Pada tahap itu, hati seseorang akan lebih condong menyaksikan kebesaran Allah sebagai Al-Mudabbir, Zat Yang Maha Mengatur segala urusan hamba-Nya.

Ketika tiga sifat ini menyatu, maka hati seorang murid dianggap telah siap memasuki hadlroh ilahiyyah (kehadirat Ilahi) setelah terbebas dari berbagai tipuan dunia (aghyar). Inilah puncak perjalanan spiritual menuju an-nafs al-muthmainnah—jiwa yang tenang—yang ditandai dengan ikrar tulus: Rodlitu Billahi Robba.
Acara yang berlangsung khidmat itu turut menjadi pengingat bahwa tujuan akhir perjalanan spiritual seorang mukmin adalah sampai pada ketenangan jiwa dan keikhlasan penuh terhadap keputusan Allah.





















