Scroll untuk baca berita
Jawa TengahJeparaPeristiwa

Gedung DPRD Jepara Dibakar Massa, Aksi Demo Solidaritas Ojol Ricuh

2064
×

Gedung DPRD Jepara Dibakar Massa, Aksi Demo Solidaritas Ojol Ricuh

Sebarkan artikel ini
Gedung DPRD Jepara tampak rusak parah akibat amukan massa dalam aksi demonstrasi solidaritas untuk almarhum driver Ojol Affan Kurniawan. Minggu, (31/8/2025). Dok foto newsbidik.com / Sadikin

NEWS BIDIK, Jepara – Aksi demonstrasi di depan Mapolres Jepara dan Gedung DPRD Jepara berakhir ricuh hingga berujung pembakaran gedung wakil rakyat tersebut, Minggu dini hari (31/8/2025).

Kericuhan ini dipicu solidaritas massa atas insiden tewasnya pengemudi ojek online (Ojol), Affan Kurniawan, yang terlindas mobil taktis Brimob saat aksi unjuk rasa di DPR RI, Jakarta, pada Kamis malam (28/8/2025).

baca juga

Dugaan Pungli PTSL di Desa Pelang Mayong Jepara: Istri Perangkat Diduga Jadi Ketua Panitia

Massa datang dari arah barat Jalan Pemuda Jepara menuju kantor DPRD. Awalnya mereka melempari gedung dengan batu hingga merusak pos penjagaan polisi. Kondisi semakin tak terkendali ketika massa berhasil menjebol pintu gerbang utama. Puluhan orang kemudian masuk ke halaman kantor DPRD Jepara dan melakukan penjarahan sejumlah fasilitas, mulai dari kursi hingga televisi.

“Sikap kami ini sebagai wujud solidaritas untuk almarhum Affan Kurniawan sekaligus bentuk kekecewaan rakyat terhadap DPR,” ujar salah satu demonstran yang enggan disebutkan namanya.

Dalam suasana chaos tersebut, aparat kepolisian nyaris tak terlihat di lokasi. Hanya puluhan anggota TNI yang berjaga, namun tidak mampu membendung massa yang semakin beringas. Api yang sempat membesar di dalam gedung DPRD sempat coba dipadamkan dengan alat pemadam ringan, namun upaya itu gagal.

baca juga

Presiden Prabowo Tegaskan Pasal 33 UUD 1945 Jadi Fondasi Pembangunan Ekonomi Nasional

Sekitar satu jam kemudian, tiga unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi. Api akhirnya berhasil dipadamkan meski sebagian ruangan di Gedung DPRD Jepara mengalami kerusakan serius.

Seorang warga sekitar mengaku, sebelum massa tiba, sejumlah petugas keamanan sudah bersiaga. Namun situasi berubah drastis setelah gelombang demonstran datang jelang tengah malam.

baca juga

Sri Sultan Hamengku Buwono X Tegaskan Komitmen Fasilitasi Aspirasi, Ajak Demonstran Tempuh Jalur Tertib

“Awalnya kondusif, tapi begitu massa makin banyak, situasi langsung kacau,” ujar seorang warga.

Aksi di Jepara menambah daftar panjang gelombang unjuk rasa di sejumlah daerah. Rakyat, menurut para pengunjuk rasa, kian kecewa dan merasa tidak percaya lagi terhadap pemerintah serta DPR yang dianggap gagal membuat kebijakan pro-rakyat kecil.

Tinggalkan Balasan

Jawa Tengah

Polemik antara warga Desa Damarjati dan pemerintah desa mencuat setelah Agos Alesta menyampaikan kritik terbuka terkait kedisiplinan aparatur dan dugaan masalah administrasi. Pemerintah desa membantah tuduhan tersebut dan menilai aksi itu dilakukan tanpa konfirmasi. Kedua pihak kini saling memberi klarifikasi, sementara masyarakat menunggu langkah mediasi agar konflik tidak melebar.

Demak

Material hasil normalisasi Sungai Jragung adalah aset negara dan tidak boleh diperjualbelikan tanpa izin resmi. Kami tidak pernah menjual tanah disposal kepada warga,” tegas Edy, Humas PT JET.

Pernyataan ini berlawanan dengan pengakuan warga Karangawen yang menyebut telah membeli tanah hasil kerukan sungai seharga Rp200 ribu per truk untuk mengurug lahan. Polemik ini memicu desakan agar BBWS Pemali Juana dan pemerintah segera melakukan klarifikasi dan penelusuran menyeluruh.

Jawa Tengah

“Temuan di lapangan menunjukkan indikasi kuat bahwa lantai dasar gorong-gorong tidak pernah dibuat sejak awal. Klaim pelaksana proyek bahwa lantai tersebut hanya tertimbun tanah akibat hujan tidak sesuai dengan kondisi faktual. Selain itu, ketiadaan standar K3 di lokasi menambah kecurigaan adanya pelaksanaan proyek yang tidak patuh terhadap spesifikasi kontrak.