Scroll untuk baca berita
JakartaNasionalPendidikan

Presiden Prabowo Subianto Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Rakyat: Anda Sedang Memutus Rantai Kemiskinan

610
×

Presiden Prabowo Subianto Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Rakyat: Anda Sedang Memutus Rantai Kemiskinan

Sebarkan artikel ini
Presiden Prabowo Subianto saat memberikan pengarahan kepada ribuan guru dan Kepala Sekolah Rakyat di JIExpo, Jakarta. Jumat, (22/8/2025). Dok poto newsbidik.com/TARSONI

NEWS BIDIK, Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan pengarahan kepada ribuan guru dan kepala Sekolah Rakyat dalam sebuah acara yang digelar di Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta, Jumat (22/8/2025).

baca juga

Presiden Prabowo Saksikan Langsung Semarak Karnaval Bersatu di Monas, Ribuan Warga Antusias Rayakan HUT RI ke-80

Pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus bentuk apresiasi pemerintah kepada para pendidik yang telah berperan penting dalam pelaksanaan program Sekolah Rakyat.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para guru serta kepala sekolah yang telah terpilih melalui proses seleksi ketat. Menurutnya, mereka memegang peran vital dalam membangun masa depan bangsa.

 

“Para kepala sekolah, Anda memiliki tugas yang sangat mulia. Anda sedang menyiapkan tunas-tunas bangsa, Anda sedang dalam rangka memutus rantai kemiskinan,” tegas Presiden Prabowo.

baca juga

Presiden Prabowo Pimpin Ziarah Nasional di TMP Kalibata, Kenang Jasa Para Pahlawan

Ia menambahkan, pendidikan bukan hanya soal ilmu, tetapi juga tentang memberikan harapan bagi generasi penerus. “Anak-anak yang Anda didik kelak akan kembali kepada orang tua mereka, dan mereka yang akan mengangkat keluarganya keluar dari kemiskinan,” lanjutnya.

baca juga 

Wisata Pangandaran Memanas, Pelaku Usaha Tegas Tolak Keramba Jaring Apung

Acara yang dihadiri ribuan pendidik ini berlangsung penuh antusiasme. Para guru dan kepala sekolah mengaku termotivasi dengan pesan yang disampaikan Presiden Prabowo, terutama terkait peran mereka sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan bangsa.

Jawa Tengah

Dugaan pungutan liar dalam pelaksanaan Program PTSL di Desa Kawengen semakin menguat setelah ratusan warga mengaku dipungut biaya Rp500.000 per bidang tanah, jauh di atas ketentuan resmi. Meski Kepala Desa Marjani berdalih biaya tersebut telah disepakati dan diketahui sejumlah pihak, warga menilai praktik ini sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang yang harus segera ditindaklanjuti Aparat Penegak Hukum (APH). Media dan warga mendesak investigasi penuh untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam program sertifikasi tanah tersebut.”

Nasional

Proyek pembangunan gorong-gorong dan pelebaran jalan di jalur Damarwulan–Sirahan Jepara yang dikerjakan CV Wildan Sentosa dipastikan mengalami keterlambatan signifikan. Kontraktor terancam sanksi mulai dari denda keterlambatan, pemutusan kontrak, pencairan jaminan pelaksanaan hingga daftar hitam apabila tidak segera menyelesaikan pekerjaan sesuai ketentuan. Temuan lapangan menunjukkan pekerjaan masih membuat rangka cor meski mendekati batas waktu, sehingga menimbulkan dugaan ketidaksesuaian spesifikasi.”

Nasional

“Kepemimpinan terpusat Presiden dalam operasi terpadu penanganan banjir Sumatera dinilai menjadi faktor penentu stabilitas nasional. Dengan penyatuan komando antara TNI tiga matra, Basarnas, BNPB, Polri, dan pemerintah daerah, respons kemanusiaan berjalan lebih cepat, terarah, dan bebas dari tumpang tindih kewenangan. Pendekatan ini sekaligus memastikan tidak ada celah intervensi pihak asing dalam operasi yang bersifat sensitif, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim yang stabil di kawasan.”

Aceh

Petani menjadi tersangka, sementara perusahaan perkebunan diduga kebal hukum. Manipulasi HGU yang melibatkan oknum BPN/ATR harus diusut tuntas demi keadilan masyarakat Padang Panyang.”

“Sudah puluhan tahun perusahaan berkuasa, tetapi hak rakyat tak pernah benar-benar merdeka. Presiden Prabowo diharapkan turun tangan menegakkan keadilan agraria di Nagan Raya.”

“Program plasma 20 persen hanya tinggal formalitas. Sampai hari ini tidak satu pun petani menikmati hasilnya.”

“Kami meminta APH tidak menutup mata. Mafia tanah harus dihentikan, bukan rakyat yang dijadikan tumb