NEWS BIDIK, ACEH Naganraya Dalam dunia jurnalistik, kekuatan sejati tidak terletak pada besar kecilnya perusahaan pers, tetapi pada karya yang dihasilkan oleh para wartawannya. Sehebat apapun nama medianya, jika para jurnalisnya tidak aktif menulis, tidak menghadirkan literasi, serta tidak menyuarakan kebenaran bagi masyarakat, maka apa artinya sebuah lembaga pers?
baca juga
Diduga Proyek Irigasi Jeuram Tak Transparan, Puluhan Petani Kuala Nagan Raya Tuntut Kepastian
Media sejatinya menjadi garda terdepan dalam mengungkap fakta dan mengawal keadilan. Namun, tanpa tulisan, tanpa laporan mendalam, dan tanpa keberanian untuk menyuarakan suara publik, eksistensi media hanyalah formalitas. Ia tidak lagi menjadi pilar keempat demokrasi, melainkan sekadar papan nama.
baca juga
Diduga Manipulasi Dana Desa Rp 1,13 Miliar, PJ Keuchik Cot Rambong Nagan Raya Kebal Hukum?
Wartawan yang profesional adalah mereka yang konsisten berkarya—menulis, menggali informasi, menyampaikan realitas dengan jujur, dan menjunjung tinggi etika jurnalistik. Mereka bekerja bukan karena seragam, bukan karena ID card, apalagi karena akses ke instansi. Mereka bekerja karena panggilan nurani untuk memberikan informasi yang berimbang dan membela kepentingan rakyat.
baca juga
PT KIM Diduga Serobot Lahan Warga di Nagan Raya, Masyarakat Minta APH Bertindak Tegas
Maka dari itu, setiap insan pers semestinya kembali kepada ruh jurnalisme: mengungkap fakta, menyuarakan yang terpinggirkan, dan menulis dengan unsur 5W+1H secara utuh dan tajam. Di sanalah kepercayaan publik dibangun. Di sanalah media akan disegani, bahkan ditakuti oleh para pelaku kejahatan dan koruptor.
baca juga
Prabowo Tegaskan APBN 2026 Harus Efisien dan Bebas Defisit: “Setiap Rupiah Harus Bermanfaat”
Jangan biarkan profesi ini kehilangan maknanya hanya karena kita berhenti menulis. Jadilah jurnalis yang tidak hanya hadir, tapi juga berdampak. Karena pers sejati adalah yang hidup lewat karya, bukan sekadar identitas.
!!Salam Pers, Pilar ke empat demokrasi!!





















