NEWSBIDIK // Pangandaran – Di balik tatapan polos seorang anak perempuan berusia belum genap lima tahun, tersimpan perjuangan besar melawan penyakit yang tak seharusnya dikenalnya di usia belia. Namanya Sakhiya Raifa Afifah, balita asal Jalan Sirnaraga, Dusun Parapat, RT 05 RW 07, Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, yang kini tengah menjalani perawatan intensif di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Kamis, (17/7/2025)
Sakhiya didiagnosis menderita kanker leukimia stadium 4—sebuah vonis medis yang begitu berat, terlebih bagi anak sekecil dirinya.
Awalnya, Sakhiya tumbuh seperti anak-anak lainnya. Ceria, aktif, dan penuh semangat. Namun semuanya berubah ketika ia mulai mengalami demam disertai batuk serta pilek yang tak kunjung sembuh. Kondisinya semakin mengkhawatirkan saat benjolan muncul di leher, dan tubuh kecilnya mulai kehilangan tenaga.
“Awalnya kami kira hanya flu biasa. Tapi saat benjolan di lehernya makin besar dan dia semakin lemas, kami tahu ini bukan sakit biasa,” kenang sang ayah, Adi Gian Aprilianto, dengan suara berat menahan emosi.
Pemeriksaan demi pemeriksaan akhirnya mengungkap kenyataan pahit. Sakhiya mengidap leukimia stadium lanjut, di mana sel kanker telah menyebar luas dan memerlukan penanganan intensif serta berkelanjutan.
“Dunia serasa runtuh saat dokter menyampaikan diagnosa itu. Tidak ada orang tua yang siap mendengar anaknya terkena kanker, apalagi stadium empat,” ujarnya lirih.
Sejak saat itu, kehidupan keluarga Sakhiya berubah drastis. Mereka meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk mendampingi buah hati menjalani rangkaian pengobatan di Yogyakarta. Sakhiya kini harus menjalani kemoterapi intensif, transfusi darah rutin, hingga pemantauan medis hampir setiap hari.
Namun, perjuangan medis itu juga dibayangi oleh tekanan ekonomi. Meski sebagian biaya ditanggung BPJS, banyak pengeluaran lain yang harus ditanggung pribadi—seperti biaya obat di luar tanggungan, akomodasi, transportasi, hingga kebutuhan harian selama di luar kota.
“Kami sudah menjual barang-barang di rumah, bahkan menggadaikan yang bisa digadaikan. Tapi tetap belum cukup. Kami butuh uluran tangan dari siapa pun yang peduli,” tutur sang ibu, Sahrotul Hidayah, dengan mata berkaca-kaca.
Dalam kondisi serba terbatas ini, keluarga Sakhiya mengajak masyarakat luas untuk turut meringankan beban yang mereka tanggung. Bantuan sekecil apa pun akan sangat berarti untuk membantu proses penyembuhan balita yang tengah bertarung melawan penyakit mematikan.
Bagi masyarakat yang tergerak hati untuk membantu, donasi dapat disalurkan melalui:
Bank Mandiri
Nomor Rekening: 1770013972242
Atas Nama: Adi Gian Aprilianto
Konfirmasi donasi dapat dilakukan melalui Agus Giantoro (Agit) di nomor 0877-1995-8496.
“Kami tidak bisa membalas kebaikan para dermawan kecuali dengan doa. Semoga setiap rupiah yang disumbangkan menjadi jalan kesembuhan bagi Sakhiya, dan semoga Allah SWT membalas dengan kesehatan serta rezeki yang berlipat ganda,” ucap Sahrotul penuh harap.
Kini, harapan hidup Sakhiya tak hanya bertumpu pada pengobatan medis, namun juga pada kepedulian dan cinta kasih sesama. Mari ulurkan tangan untuk membantu Sakhiya kembali tersenyum, bermain, dan menapaki masa depan yang seharusnya cerah.