NEWS-BIDIK,//Surakarta — Sebilah keris lurus berdhapur Singa Sinebaning Dilah bertangguh Pakubuwana VIII, menghadirkan pesan mendalam tentang kepemimpinan yang tak hanya bersandar pada kuasa lahiriah, tetapi juga keteguhan jiwa dan laku batin.
Pada bilahnya tergurat pamor Udan Mas Tiban, pusaran energi alam yang lahir tanpa kesengajaan sang empu, hadir sebagai anugerah langit. Motif pamor ini terbentuk alami, menandakan berkah murni bagi mereka yang tulus dan tidak meminta.
Singa yang terpatri di bagian gandik bukan sekadar ornamen semata. Sosoknya hadir dalam sikap sineba — menunduk penuh kewaspadaan dan kesiapan mengabdi. Relief singa ini menjadi simbol penjaga kesadaran, menegaskan bahwa pemimpin sejati adalah sosok yang menjaga kebijaksanaan nurani, bukan sekadar menaklukkan lewat rasa takut.
Bilah keris ini dibuat lurus, merepresentasikan jalan ksatria yang menepi dari gemerlap dunia, memilih meniti langkah sunyi namun sarat makna. Pada masa Pakubuwana VIII, keris semacam ini diyakini bukan diperuntukkan bagi perang, melainkan menjadi sarana perenungan, penjagaan batin, serta lambang kepemimpinan spiritual.
Menurut para ahli keris, di antaranya Mpu Basuki Teguh Yuwono dan Empu Totok Brojodiningrat dalam buku Keris Singa (2023), dhapur Singa Sinebaning Dilah memang jarang dibuat. Rumitnya pakem, kedalaman makna, serta segmentasi pemilik yang terbatas pada tokoh spiritual atau pemimpin batin membuatnya menjadi pusaka langka.
Bagian sogokan keris ini pun mencolok. Sogokan sineba dibuat lebih panjang dari ukuran sogokan keris pada umumnya, bahkan bisa mencapai satu setengah hingga dua kali lipat. Bentuknya khas, di mana sogokan depan cenderung lurus, sementara bagian belakang menampilkan pola unik yang hanya dijumpai pada dhapur ini.
Secara etimologi, “Singa” merujuk pada bentuk singa yang terpahat di gandik, sedangkan “Sinebaning Dilah” bermakna penjaga atau penutup bilah. Akar kata sineba sendiri berasal dari budaya Jawa yang berarti menghadap dengan sikap penghormatan, mencerminkan kerendahan hati dan kesiapan menerima wejangan.
Riwayat sogokan sineba sudah muncul sejak era Mataram dan berkembang hingga masa Sri Susuhunan Pakubuwana di Surakarta. Pada masa Pakubuwana VIII, bentuknya semakin dimatangkan oleh empu dalem keraton sebagai simbol kehormatan dan spiritualitas luhur.
Keris ini bersandang warangka gayaman Surakarta dari kayu cendana wangi, ditambah pendok blewah Surakarta berbahan kuningan tebal. Meski tampak sederhana, pilihan bahan warangka ini mencerminkan strata tinggi serta nilai sakral.
Seni ukir di gandiknya menghadirkan relief singa dengan detail halus, mencerminkan kepiawaian empu keraton yang telah mencapai puncak ketajaman rasa. Setiap ricikan terjaga utuh, menunjukkan bahwa pusaka ini tidak hanya adi luhung, tetapi juga dirawat dengan penuh takzim.
Lapisan saton bilahnya menunjukkan tempaan matang, berpadu pamor Udan Mas Tiban bermotif bulatan-bulatan kecil yang terdistribusi merata di sekujur bilah. Motif pamor ini memancarkan aura halus, wibawa, sekaligus kekuatan spiritual yang dalam istilah Jawa disebut merbawani, memiliki daya pikat tak kasat mata.
Pusaka ini lahir di masa Pakubuwana VIII, ketika Keraton Surakarta menghadapi tekanan kolonial sekaligus tantangan menjaga tradisi di tengah gelombang modernisasi. Di era itu, keris menjadi salah satu medium meneguhkan identitas budaya Jawa — bukan sekadar senjata, tetapi simbol tanggung jawab moral dan spiritual seorang pemimpin.
Dalam sejarahnya, Pakubuwana VIII dikenal sebagai raja yang bijaksana dan sangat menjaga keberlanjutan budaya. Beliau memberi ruang luas bagi para empu keraton untuk berkarya, merawat filosofi luhur dalam wujud pusaka.
Melalui keris Singa Sinebaning Dilah ini, tersirat pesan bahwa kepemimpinan bukan hanya perkara kuasa, tetapi menuntut keteguhan lahir dan kesucian batin. Ia menjadi warisan spiritual dan estetika tinggi, menegaskan bahwa seorang pemimpin sejati harus mampu menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara kekuasaan dan pengabdian, serta antara tradisi dan perubahan zaman.
PENULIS:Aryo Wisanggeni
Galery :PALUGADA .444 KOLEKSI KERIS