NEWS-BIDIK,//Jakarta – Di tengah meredupnya dominasi para konglomerat nasional yang tergabung dalam kelompok “9 Naga”, kini muncul sembilan sosok taipan daerah yang dijuluki “9 Haji”. Mereka bukan hanya pelaku usaha sukses di wilayahnya masing-masing, tetapi telah membentuk poros kekuatan ekonomi baru berbasis daerah di Indonesia.Jum at, (30/5/2025).
Berikut profil sembilan tokoh yang tengah menggeser pusat gravitasi kekuatan ekonomi nasional:
1. Haji Isam – Raja Batubara dari Kalimantan Selatan
Samsudin Andi Arsyad, atau Haji Isam, memulai karier dari bawah sebagai sopir truk kayu. Kini ia mengendalikan Jhonlin Group, yang memiliki bisnis utama di sektor tambang batubara melalui PT Jhonlin Baratama. Perusahaannya menjadi penggerak utama ekonomi Kalimantan Selatan, dengan lini bisnis lain mencakup perkebunan kelapa sawit, biodiesel, jasa pelabuhan, hingga penerbangan pribadi. Rumah megahnya seluas 20 hektar di Batu Licin menjadi simbol kejayaannya.
2. Hadji Kalla – Dinasti Otomotif di Indonesia Timur
Kalla Group, yang dipimpin keluarga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, merupakan raksasa distribusi otomotif untuk wilayah Indonesia Timur. Perusahaan ini menangani merek-merek besar seperti Toyota dan Kia, dengan dukungan dari bisnis logistik dan rental kendaraan. Berdiri sejak 1952, grup ini mempertahankan nilai-nilai lokal dalam manajemen dan ekspansi bisnisnya.
3. Haji Aksa – Dari Es Balok ke Industri Semen
Muhammad Aksa Mahmud, atau Haji Aksa, memulai perjalanan bisnisnya dari menjual es balok di Barru, Sulawesi Selatan. Ia mendirikan Bosowa Group, yang kini menjadi salah satu pemain besar dalam industri semen di Indonesia melalui pabrik di Maros. Ia juga merambah distribusi otomotif dan proyek infrastruktur strategis nasional seperti jalan tol di Makassar dan Jabodetabek.
4. Haji Rasyid – Taipan Sawit Kalimantan Tengah
Abdul Rasyid AS, dikenal sebagai Haji Rasyid, memimpin Citra Borneo Indah Group yang mengelola lebih dari 115.000 hektar perkebunan sawit melalui PT Sawit Sumbermas Sarana. Meskipun beberapa kali diterpa kontroversi lingkungan, ia tetap dikenal sebagai tokoh filantropi yang aktif membangun masjid dan fasilitas publik di Kalimantan Tengah.
5. Haji Leman – Perintis Konglomerasi Multisektor
Mendiang Abdussamad Sulaiman HB (Haji Leman) membangun Hasnur Group dari usaha transportasi sungai sejak 1966. Kini, Hasnur berkembang ke sektor pertambangan, pelayaran, perkebunan, hingga sepak bola (PS Barito Putera). Perusahaan keluarga ini dikelola oleh anak-anaknya, dengan pendekatan manajemen yang terstruktur dan profesional.
6. Haji Ijai – Penguasa Batubara dari Tapin
Muhammad Zaini Mahdi, atau Haji Ijai, memimpin PT Batu Gunung Mulia dengan produksi batubara mencapai 2 juta ton per bulan. Berbasis di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, bisnisnya juga aktif dalam perdagangan batubara ekspor. Ia dikenal karena gaya hidupnya yang mewah, termasuk kepemilikan helikopter dan koleksi mobil sport.
7. Haji Anif – Bertahan di Tengah Krisis Sawit
Anif Shah membangun ALAM Group dari 1.500 hektar lahan sawit menjadi 30.000 hektar di Sumatera Utara dan Riau. Ketika krisis harga CPO tahun 2008 mengguncang sektor ini, Haji Anif tetap bertahan berkat diversifikasi bisnisnya ke sektor properti, termasuk pengembangan kawasan elit Cemara Asri di Medan.
8. Haji Robert – Penakluk Tambang Emas di Halmahera
Robert Nitiyudo Wachjo atau Haji Robert sukses mengakuisisi tambang emas Gosowong melalui PT Nusa Halmahera Minerals. Ia menjadi contoh pelaku tambang yang mengintegrasikan tanggung jawab sosial dengan bisnis, melalui program-program pemberdayaan masyarakat dan pembangunan fasilitas umum di Halmahera Utara.
9. Haji Ciut – Simbol Kemewahan Baru di Kalsel
Muhammad Hatta, atau Haji Ciut, dikenal luas karena gaya hidupnya yang mencolok. Namun di balik itu, bisnis batubara dan properti yang ia bangun telah menciptakan ribuan lapangan kerja. Rumah mewah dengan helipad dan mobil-mobil mewahnya menjadi penanda kekayaan baru yang tumbuh dari daerah.
Gambar ilustrasi 9 nagaTransformasi Ekonomi dari Daerah
Kemunculan “9 Haji” menandai transformasi kekuatan ekonomi yang tidak lagi terpusat di Jakarta atau kota-kota besar di Jawa. Para taipan daerah ini membuktikan bahwa kemandirian dan keuletan lokal mampu melahirkan pengusaha kelas nasional bahkan global. Mereka tidak hanya menciptakan kekayaan, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi daerah melalui penciptaan lapangan kerja dan investasi berkelanjutan.