NEWS BIDIK – INDARAMAYU Religi .
KH. Muhammad Rosyid Masyhudi, S.Sos, Pengasuh Pondok Pesantren Bahrurrohmah Alhidayah 3, Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,
Pada Jum’at sore, (19/9/2025).
dalam salah satu tausiahnya mengingatkan pentingnya menanamkan prasangka baik kepada Allah SWT. Menurut beliau, prasangka baik bukan hanya sekadar sikap, melainkan bagian dari pendidikan hati dalam khazanah tasawuf dan thariqah menuju Allah.
baca juga
Persahabatan Menentukan Jalan Hidup: Pesan Religius dari Gus Muhammad Rosyid Masyhudi
Beliau mengutip sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari:
أنا عند ظن عبدي بي
“Sesungguhnya Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hamba-Ku.”
KH. Rosyid menegaskan, seorang salik (penempuh jalan menuju Allah) harus senantiasa yakin bahwa kasih sayang Allah sangat luas, bahkan tak terbatas. Karena itu, manusia tidak boleh berputus asa dari rahmat-Nya, meskipun merasa hina karena dosa dan kelalaiannya.
Allah SWT sendiri telah menegaskan dalam Al-Qur’an:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Az-Zumar: 53)
Rahmat yang Terlihat dan Tak Terlihat
KH. Rosyid menjelaskan, rahmat Allah tidak hanya berupa nikmat materi, tetapi juga nikmat batiniah seperti ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan. Meski tak kasat mata, nikmat tersebut nyata karena bisa dirasakan oleh setiap hamba yang beriman.
Dengan demikian, jalan untuk wushul (sampai) kepada Allah SWT terbuka sangat luas, dan pintu-Nya senantiasa tidak pernah tertutup.
Thariqah sebagai Jalan Mengenal Allah
Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa thariqah bukanlah sekte atau institusi tersendiri dalam Islam, melainkan jalan penyadaran hati untuk mendekat kepada Allah. “Selama hati manusia masih hidup dan memiliki kesadaran akan keesaan Allah, apapun bisa menjadi sarana untuk mengenal-Nya,” ungkap KH. Rosyid.
baca juga
Ngaji, Wujud Syukur Hamba atas Nikmat Ilmu dari Allah SWT
Proses mengenal Allah dapat melalui perbuatan (af‘al), nama-nama-Nya (asma), sifat-sifat-Nya, hingga Dzat-Nya. Semua perjalanan spiritual itu pada akhirnya bermuara pada keyakinan akan wujud Allah SWT.
Buah dari Ma’rifatullah
Bagi para ‘arifin billah (orang-orang yang telah mengenal Allah), segala hal di dunia ini bisa dijadikan bahan persaksian (syuhud) dan menjadi sumber energi spiritual. Hal ini akan memperkuat tauhid serta meneguhkan hati untuk senantiasa hanya bergantung kepada-Nya.
KH. Rosyid menutup tausiahnya dengan pesan menyejukkan:
“Selama rahmat Allah masih terbuka, jangan pernah putus asa. Jalan menuju Allah terbentang luas, dan siapa pun yang mengetuk pintu-Nya dengan hati yang bersih, pasti akan disambut dengan kasih sayang yang tak bertepi.”
baca juga
Semarak Maulid Nabi di Indramayu, Lomba Dai Muda Cetak Generasi Dakwah Kreatif
Respon (1)