Scroll untuk baca berita
Hukum & KriminalSemarang

Tragedi Berdarah di Karaoke Raffi Galpanas, Seorang Pria Tewas Ditikam Brutal oleh Dua Residivis

788
×

Tragedi Berdarah di Karaoke Raffi Galpanas, Seorang Pria Tewas Ditikam Brutal oleh Dua Residivis

Sebarkan artikel ini

NEWS-BIDIK,-SEMARANG – Malam tragis mengguncang tempat karaoke Raffi Galpanas di Bergas, Kabupaten Semarang, Senin (28/7/2025). Seorang pria bernama Supratiyo (48), warga Semarang, meregang nyawa setelah menjadi korban penusukan brutal oleh dua pria yang kini diketahui sebagai residivis.

Kapolres Semarang mengungkapkan bahwa pembunuhan tersebut telah direncanakan. Kedua pelaku berinisial B dan D kini telah diamankan dan meringkuk di balik jeruji besi. Korban menghembuskan napas terakhir di RS Ken Saras pada pukul 01.17 WIB akibat luka tusuk parah di bagian perut dan dada.

Pesta Miras Berujung Maut

Sebelum tragedi berdarah itu terjadi, korban bersama dua temannya dan kedua pelaku sempat menggelar pesta minuman keras. Setelah itu, mereka beranjak menuju tempat karaoke. Namun suasana hiburan malam berubah menjadi horor ketika pelaku B yang menyimpan dendam, membisikkan sesuatu kepada D.

Tanpa diduga, keduanya langsung menerjang korban dengan pisau dapur yang telah mereka siapkan. Aksi itu dilakukan secara tiba-tiba, di tengah ruangan hiburan yang semula dipenuhi tawa dan musik. Supratiyo yang tidak menyangka serangan itu, jatuh bersimbah darah. Teman-temannya hanya bisa menyaksikan dengan tubuh gemetar, tak mampu melawan kekejaman kedua pelaku.

Upaya Kabur Gagal, Jejak Kejahatan Terbongkar

Meski berusaha menghapus jejak, termasuk membersihkan pisau yang berlumuran darah, B dan D tak bisa menghindari jeratan hukum. Bukti-bukti kuat dan kesaksian para saksi mengungkap jelas tindakan keji tersebut. Polisi juga menyita barang bukti dan tengah mendalami motif serta kemungkinan keterlibatan pelaku dalam kejahatan lain.

Fakta yang lebih mengejutkan, kedua pelaku ternyata merupakan residivis. Pelaku B pernah terlibat kasus narkoba pada 2018 dan pencurian pada 2021. Sedangkan pelaku D memiliki riwayat kriminal lebih panjang, termasuk tiga kasus penganiayaan (2015, 2020) dan pengeroyokan (2017).

Penyelidikan Terus Berlanjut

Kapolres menyatakan bahwa pihaknya masih terus mengembangkan penyelidikan, termasuk mendalami apakah kedua pelaku terlibat dalam jaringan kejahatan terorganisir lainnya.

“Ini bukan sekadar kasus pembunuhan biasa. Kami menduga ada lebih banyak kejahatan yang mungkin melibatkan kedua tersangka. Kami akan ungkap satu per satu,” ujarnya.

Kini, keluarga dan kerabat korban harus menerima kenyataan pahit, kehilangan sosok yang dicintai akibat aksi brutal yang tak berperikemanusiaan.

 

Jawa Tengah

Proyek drainase senilai Rp11,7 miliar di Kawasan Dempel, Muktiharjo Kidul, Semarang menuai sorotan. Selain tidak memasang papan informasi proyek, pelaksana diduga memasang UDitch tanpa lantai kerja di atas genangan air. Praktik ini jelas bertentangan dengan standar teknis konstruksi dan berpotensi menurunkan kualitas bangunan. Dengan selisih anggaran mencapai Rp3,39 miliar dari pagu awal, publik berhak mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan proyek tersebut.”